Anti-sekularisme adalah sebuah ideologi politik yang menentang sekularisme, prinsip pemisahan institusi pemerintah dan individu yang ditugaskan untuk mewakili negara dari institusi agama dan tokoh agama. Anti-sekularis percaya bahwa agama seharusnya memainkan peran yang lebih langsung dalam kehidupan publik, kebijakan pemerintah, dan norma-norma sosial. Mereka berargumen bahwa sekularisme dapat menyebabkan kemunduran moral, karena sering kali mempromosikan pengecualian pertimbangan agama dari kehidupan publik, yang mereka anggap penting untuk menjaga ketertiban moral.
Akar-akar anti-sekularisme dapat ditelusuri kembali ke berbagai periode sejarah dan wilayah, tergantung pada konteks agama dan budaya yang spesifik. Namun, hal ini menjadi lebih menonjol dalam era modern, ketika sekularisme menjadi prinsip yang lebih luas diterima dalam banyak masyarakat. Dalam konteks Barat, anti-sekularisme muncul sebagai reaksi terhadap Pencerahan dan Revolusi Prancis, yang memperjuangkan akal budi dan hak-hak individu di atas otoritas agama tradisional.
Pada abad ke-19 dan ke-20, anti-sekularisme menjadi lebih menonjol sebagai respons terhadap munculnya negara-negara sekuler dan ideologi-ideologi sekuler seperti komunisme dan liberalisme. Para anti-sekularis sering melihat perkembangan ini sebagai ancaman terhadap nilai-nilai agama tradisional dan struktur sosial. Dalam beberapa kasus, anti-sekularisme dikaitkan dengan gerakan politik konservatif atau reaksioner yang berusaha mempertahankan norma-norma agama dan sosial tradisional.
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, anti-sekularisme telah dikaitkan dengan berbagai gerakan agama dan politik di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus, gerakan-gerakan ini telah berusaha untuk menegakkan hukum agama sebagai dasar pemerintahan, atau untuk mempromosikan nilai-nilai agama dalam kebijakan publik dan pendidikan. Dalam kasus lain, anti-sekularisme telah dikaitkan dengan penentangan terhadap pengaruh sekuler yang dirasakan dalam masyarakat, seperti humanisme sekuler, ateisme, atau praktik budaya sekuler.
<p>Perlu dicatat bahwa anti-sekularisme tidak monolitik dan dapat mengambil bentuk yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Misalnya, dalam beberapa kasus, hal ini mungkin melibatkan penentangan terhadap pemisahan gereja dan negara, sementara dalam kasus lain, hal ini mungkin melibatkan penentangan terhadap ideologi sekuler atau praktik budaya. Meskipun perbedaan ini, namun semua bentuk anti-sekularisme memiliki penentangan umum terhadap pengecualian agama dari kehidupan publik dan kebijakan pemerintah.</p>
Seberapa mirip keyakinan politik Anda dengan isu-isu Anti-Secularism ? Ikuti kuis politik untuk mencari tahu.